Prabowo Ungkap Pernah jadi Korban Hoaks AI: Dibilang Bisa Nyanyi, Bahasa Mandarin, dan Arab

Jakarta – Presiden Prabowo Subianto mengungkapkan pernah menjadi korban hoaks atau kebohongan dari kemajuan teknologi, INITOGEL Artificial Intelligence (AI). Dia menyebut AI dapat membuat video hoaks seolah-olah terasa nyata bagi masyarakat.

Presiden Prabowo mengatakan, ada sebuah video yang dibuat AI, dimana dirinya bisa bernyanyi. Padahal, Prabowo mengaku dirinya tak pandai bernyanyi.

“Sekarang gampang bikin kebohongan, gampang menyebarkan kebohongan, gampang dengan AI Membuat seolah olah benar, padahal tidak benar. Contoh dibikin video klip Prabowo itu pintar nyanyi, padahal Prabowo enggak bisa nyanyi. Tapi dibikin saya pintar nyanyi, aku diem aja kalau gitu,” kata Prabowo saat menyampaikan orasi di Universitas Kebangsaan RI, Bandung, Jawa Barat, Sabtu (18/10/2025).

Selain itu, ada suara Prabowo yang diubah sedang berpidato dalam bahasa Mandarin dan Arab. Dia mengaku saat itu hanya mendiamkan hoaks tersebut karena sedang dalam masa kampanye Pemilihan Presiden atau Pilpres.

“Dibilang lagi, dibikin pidato dalam bahasa Mandarin, luar biasa pidatonya tapi karena saya sedang kampanye aku diem aja. Dibikin Prabowo pintar pidato bahasa Arab karena aku waktu itu kampanye aku diem aja. Padahal itu salah,” tutur Prabowo.

Tak hanya itu, Prabowo mengungkapkan gambar hoaks seolah-olah aksi demonstrasi yang dihadiri 100 orang menjadi 50.000 orang. Dia menilai hal kemajuan teknologi yang menimbulkan hoaks sangat berbahaya.

“Ini saya mau cerita kepada saudara. Ada demo yang hadir 100 orang dibilang 50.000 pakai gambar, gambar enggak tau dari tahun berapa, ini berbahaya,” cerita Prabowo.

Teknologi Bisa Membantu

Presiden Prabowo Subianto saat menghadiri Sidang Senat Terbuka Wisuda 521 Sarjana Universitas Kebangsaan Republik Indonesia (UKRI) di Bandung, Jawa Barat, Sabtu (18/10/2025).

Prabowo menilai teknologi dapat membantu, namun juga teknologi bisa menghancurkan manusia dengan cepat dan seketika. Dia mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai kemajuan teknologi.

“Teknologi bagus, tapi teknologi juga menyusahkan kita. Teknologi bisa bantu kita luar biasa dan kita tidak boleh takut teknologi tapi teknologi pun harus kita waspadai,” ucapnya.

“Rakyat harus kasih tau. tidak semua yang ada di YouTube di sosmed itu bener dan baik,” tandas Prabowo.

Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto menegaskan bahwa Indonesia kini menjadi salah satu negara yang menjadi contoh dalam pelaksanaan program makan bergizi gratis (MBG).

Hal itu disampaikan Prabowo saat menghadiri Sidang Senat Terbuka Wisuda 521 Sarjana Universitas Kebangsaan Republik Indonesia (UKRI) di Bandung, Jawa Barat, Sabtu (18/10/2025).

Dalam pidatonya, Prabowo mengungkap keberhasilan Indonesia menyalurkan program MBG kepada 36,2 juta penerima manfaat hanya dalam waktu satu tahun.

“Saudara-saudara yang kita tadi sampaikan 36,2 juta penerima manfaat. Sampai hari ini mungkin sudah lebih 1,4 miliar porsi makanan yang diberikan. Artinya program ini 99,99 persen berhasil, ” ujar Prabowo.

Presiden Prabowo Ungkap Program MBG Telah Jangkau 36,2 Juta Penerima Manfaat

Presiden Prabowo Subianto saat menghadiri Sidang Senat Terbuka Wisuda 521 Sarjana Universitas Kebangsaan Republik Indonesia (UKRI) di Bandung, Jawa Barat, Sabtu (18/10/2025). (Biro Pers Sekretariat Presiden)

Prabowo juga menyoroti bahwa capaian itu menempatkan Indonesia sejajar bahkan lebih cepat dibanding negara-negara lain yang lebih dahulu menjalankan program serupa.

Brazil yang lebih dulu menerapkannya dari Indonesia, butuh waktu 11 tahun untuk mencapai penerima manfaat dengan jumlah lebih kurang mendekati angka tersebut.

“Kita ini dianggap penjuru, dianggap contoh. Selain Brasil dan India, Indonesia dianggap yang paling berani dan salah satu yang paling cepat mencapai 36 juta penerima manfaat dalam waktu satu tahun. Brasil membutuhkan 11 tahun untuk mencapai 40 juta, kita lakukan dalam satu tahun,” ucapnya.

Ia menilai capaian tersebut sebagai prestasi yang harus diakui. “Untuk itu, saya sampaikan terima kasih kepada Kepala Badan Gizi Nasional Prof. Dadan dan para profesor dari IPB yang turut berperan dalam program ini,” tambahnya.

Sumber : Tezog.com